Tidak Jauh dari Alam

jembatan-sungai-serayu

Postingan kali ini tidak jauh-jauh dari alam, sesuai judulnya šŸ™‚
Di atas itu foto jembatan rel kereta di atas Sungai Serayu. Saya sedang tergila-gila dengan imaji tentang tempat itu gegara sebuah cerpen karya Sungging Raga, Serayu, Sepanjang Angin Akan Berembus…

Oke, saya akan memulai postingan kali ini dengan kata-kata saya, “Alam selalu punya caranya sendiri menggelitik kesadaran kita untuk mengalahkan ego”. Itu kata yang terlintas saat saya tengah mengikuti acara Tour De Merapi 2013 bersama Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kabupaten Sleman, pagi tadi. Kenapa jadi kepikiran seperti itu? Sebenarnya saya hanya sedang merasa, “Oh, begini to cara alam menyadarkan saya kalau saya itu sebenarnya tidak punya apa-apa dibandingkan keindahan milik-Nya”, tentu saja pemikiran semacam itu muncul ketika saya sedang berada dekat dengan alam. Cus! Kegiatan Tour De Merapi tadi itu menempuh jarak sekitar > 100 km melewati panorama-panorama indah di Kabupaten Sleman, lengkap dengan ikon pariwisatanya.

Saya bahagia, walaupun saya merasa belum pernah berbuat hal-hal besar untuk kelestarian alam, tapi setidaknya sampai saat ini saya diberi kesempatan untuk bisa mengagumi keindahannya. Tentu saja hal semacam itu sulit dicapai oleh saya yang notabenenya anak rumahan, jarang membolang, jarang bisa main ke tempat-tempat nun indah di negeri permai ini, jarang boleh pergi jauh-jauh dari rumah sama ortu, bahkan gagal bergabung dengan komunitas para pecinta alam (dengan banyak alasan), jarang punya duit juga, hahaaa.Ā  Memang penyesalan ada ya, terselip di hati, tapi saya tidak lantas menjadikan hal seperti itu layaknya bumerang. Saya coba berpikir positif aja, mencari celah dimana saya bisa terus dan terus merasa dekat dengan alam šŸ™‚

Bagaimana saya bisa mencapai perasaan cinta yang tinggi pada alam raya? Saya sendiri juga masih belajar dari titik terendah, hingga pada akhirnya kelak bisa. Em, atau mungkin karena kejombloan saya yang akut sehingga saya merasa lebih baik untuk mencurahkan kekaguman pada alam? Hahaaa. Semuanya hanya mengalir saja sebenarnya. Saya merasa dekat dengan keindahan alam, ketika menikmatinya saya bisa (kadang-kadang) tergugah hati atau termotivasi untuk bangkit meraih cita-cita. Nah, semacam itulah. Bagaimana saya bisa mengonversikan kekaguman saya menjadi hal-hal yang mampu membuat saya berkembang lebih baik dari sebelumnya. Sudah ah bicara cintanya, šŸ™‚

Saya sering sekali mengungkapkan keirihatian saya dengan beberapa teman dekat saya di rumah yang sering berekspedisi muncak. Em, rasanya pengen juga sekali-kali saya ikut, hahaaa. Sebenarnya kalau untuk track jarak pendek, saya kerap juga ikut acara muncak-muncak gitu. Ya sebatas bukit Turgo misalnya, atau petak satu Merapi. Secara rumah saya saja sudah di puncak lho, puncak Turi, hahaaa. Terakhir kali muncak pas tanam pohon di petak satu Merapi, saya dan teman-teman pemuda kampung. Ada lagi yang lebih update, belum ada sebulan saya dari puncak embung Nglanggeran, hahaaa. Saat ini saya baru bisa menuliskan mimpi muncak di buku mimpi saya, tapi saya yakin suatu saat nanti pasti mimpi itu akan tercapai, dan tulisan ekspedisi muncak Merapi atau Merbabu di buku mimpi saya akan jadi ekspedisi Merapi atau Merbabu karena sudah terlaksana, bahkan bisa ke puncak yang lain juga, asik! (Tidak ada salahnya melambungkan impian, optimis!)

Baiklah, untuk mencapai mimpi-mimpi besar memeluk keindahan alam dalam dekapan tentu saja harus diawali dengan langkah nyata. Walaupun langkahnya kecil dan agak malu-malu, hahaaa. Misalnya, setiap kali saya berangkat atau pulang kuliah, saya sering memilih rut-rute yang berbeda, lumayanlah 45 menit menikmati jalanan dengan panorama yang ada. Saya juga mulai membiasakan membuang sampah pada tempat yang benar. Saya juga sering buka-buka blog travel, baca-baca buku, ensiklopedi alam atau pariwisata (kalau nemu di perpus), nonton film-film yang kaya akan panorama alam, dan menerawang masa depan alam raya. O ya, saya juga sudah niatkan hati mau rajin olahraga supaya badan sehat, lemak menipis, dan bugar saat muncak kelak. Tentu saja juga mau rajin menabung untuk bisa beli perlengkapan menuju cinta alam yang hakiki. Hahaaa. Begitulah kira-kira sebagian usaha kecil yang saya lakukan untuk mengawali hal-hal besar yang esok akan saya tuntaskan.
Saya akhiri dulu postingan ini, takutnya saya jadi kelantur bermimpinya, masih ada PR-PR berat yang harus saya selesaikan sebelum saya bisa mencapai targetan percintaan saya dengan alam dan Tuhan.

Tinggalkan komentar