Tresno Jalaran Saka Kulino

559278_737234336302505_657976550_n

Cie, judulnya sangar! Tresno jalaran saka kulino yang kalau dibahasaindonesiakan kurang lebih seperti ini: rasa cinta muncul karena terlalu sering bertemu. Sebelumnya, tresno yang saya maksud di sini bukan antara seorang cowok yang jatuh cinta pada seorang cewek, tapi lebih pada rasa tresno sebagai seorang teman, sahabat, atau konco. Postingan kali ini, saya persembahkan untuk teman-teman “Amoeba” KKN-PPL UNY dan UIN 2013 SMA N 1 Sleman. Kenapa untuk mereka? Karena saya ingin menyatakan pada mereka bahwa saya tresno, hahaaa. Mungkin malam ini mereka sedang tepar karena aktivitas sekolah seharian tadi yang sangat padat. Namun, saya akan tetap melanjutkan catatan ini.

Baiklah, setiap orang pasti bahagia memiliki banyak teman, begitu juga saya. Saya ini tipe anak yang mudah membuka diri untuk pertemanan, ya walau saya banyak cengohnya sih. Bahkan, saya punya prinsip, biarlah saya tidak memiliki pacar dulu asalkan saya memiliki banyak teman, itu jauh lebih membahagiakan. Dan, kali ini episode pertemanan saya bersama teman-teman KKN-PPL, teman yang untuk beberapa bulan terakhir ini paling dekat dan paling sering ketemu (ya iyalah wong nggak ketemunya cuma Hari Minggu aje!) .

Awal perjumpaan saya dengan mereka ya karena ada program KKN-PPL itu. Em, terima kasih untuk UNY ya! Masih ingat dulu ketika semester 5 ruwet-ruwetnya persiapan pentas drama sudah harus online rebutan lokasi PPL. Alhasil, alhamdulillah saya dapat sesuai keinginan yaitu di SMA N 1 Sleman. Awalnya di benak saya cuma kepikiran begini, KKN di sekolahan yang dekat dengan rumah kan asik, saben hari pulang kampung, irit. Saya tidak pernah berpikir terlalu abot besok teman KKNnya kaya apa, asik-asik apa nggak, mudah sosialisasi apa nggak, dll. Semua mengalir saja. Hingga akhirnya kami mulai kenalan via group fb, lalu ketemu perdana di hall rektorat. Pas pertama kali ketemu itu, jelas saja masih pada malu-malu, ada yang pendiam, ada yang alim, ada yang langsung ngajakin ngobrol kenalan-kenalan, bla bla bla kayak suasana ala maba gitu. Eng ing eng… semua berjalan lancar ke depannya, banyak rapat, banyak koordinasi, banyak menghimpun pundi-pundi rupiah buat kas, dll. Sampai pada akhirnya, entah di pertemuan ke berapa, saya mulai menyadari beberapa hal penting. Saya merasa bersyukur sekali bisa mengenal mereka. Kenapa? Karena di mata saya, mereka itu orang-orang luar biasa. Hampir 90% dari mereka adalah aktivis kampus, jadi, saya yang kuper ini bisa tahu berbagai pergerakan dari curi-curi dengar obrolan mereka. Selain itu, mereka juga dianugerahi Tuhan kecerdasan, itu hal yang brilian, apalagi harus KKN-PPL di sekolahan favorit juga. Rasanya saya semakin tertantang untuk bisa menjadi bagian dari kebrilianan mereka. Saya pun jadi tertantang untuk bisa jadi pribadi yang baik sebanding dengan mereka. Ehm, oke, kesannya kok malah jadi memuji-muji begini. Oke saya akan lanjut ke hal lain.

Jika dihitung-hitung, kebersamaan kami belum lama, baru sekitar Februari ketemu, jalan bareng sampai September ini. Walaupun begitu, tentu saja sudah banyak kenangan yang kita lalui bersama. Suka-duka, canda-tawa ceria, uring-uringan, males-malesan, sampai ke hal-hal ngamplah bersama. Kebersamaan itu tentu saja akan sangat kami rindukan kelak ketika kami sudah dipisahkan oleh jarak dan waktu. Entah kapan perpisahan itu akan dimulai, bisa jadi sebentar lagi, setelah tanggal 17 September penarikan KKN-PPL. Dan saya bisa memahami, setiap perjumpaan pasti akan ada perpisahan. Hanya saja, untuk mereka (dan untuk teman-teman saya yang lain yang terpisahkan oleh jarak dan waktu) saya sediakan sebuah laci istimewa yang saya simpan rapi di sudut hati saya, kelak jika saya merindukan kalian, akan saya buka laci itu, ya sekedar untuk mengenangkan masa-masa kita ketika bersama-sama.

Em, baiklah, ini postingan tidak akan afdol jika saya tidak mengulas satu per satu crew ngamplah yang mengatasnamakan diri sebagai amoeba dimana mereka bisa membelah diri ketika tenaga dan pikiran mereka dibutuhkan di banyak situasi dan kondisi. Berikut ini akan saya sebutkan satu per satu manusia-manusia super (super ngampalh) tersebut.

Yang pertama, dia bernama Agus Purnomo. Mahasiswa jurusan Pendidikan Ekonomi yang mengaku ganteng ini adalah Pak Lurahnya kami. Dia kepepet dipilih sama teman-teman menjadi ketua kelompok karena dialah satu-satunya makhluk tercerewet yang tahu banyak hal tentang kegiatan KKN-PPL saat temu perdana tim. Hahaaa. Em, tapi, seiring berjalannya waktu, saya memahami dia sebagai sosok pemimpin yang baik. Gaya kepemimpinannya santai, tidak banyak bicara dan tidak banyak aturan. Satu perkataan dia yang masih saya ingat sampai sekarang, kurang lebih begini, “Saya nggak akan mekso-mekso kalian, nggak akan ngoyak-oyak kalian untuk aktif ini-itu di KKN, semuanya kesadaran diri aja. Kalau kalian peduli pada kelompok, pasti kalian akan melakukan yang terbaik.” Dan, pada perjalanannya, karena dia santai beberapa dari kami suka menyepelekan tugas yang dia perintahkan. Alhasil, pernah suatu kali dia menyatakan kemarahan karena kami tidak melaksanakan tugas dengan baik.  Dari hal itu, kami mulai sadar dan membangun kembali kepercayaan Agus pada kami si anak buah, salah satu caranya adalah dengan menjadi anak rajin di segala bidang. Hahaaa

Yang kedua, si wakil ketua, dia adalah Angga Fajar Setiawan. Em, saya tidak terlalu akrab dengan dia walaupun satu tim juga di KKN masyarakat. Dia tipe orang yang pendiam, mungkin karena dia selalu sibuk menghafal rumus-rumus Fisika, hahaaa. Angga ini anak alim, rajin shalat, rajin ngaji, orang tua dihormati, cinta Islam sampai mati. Begitu yang saya kenali dari dia.

Selanjutnya, ada si cantik Sarah Khaizuron dari Pendidikan Kimia yang menjabat sebagai sekretaris 1. Dia ini anak yang unik, karena dimana ada Sarah, di situ ada hal-hal kocak dan rame. Sarah ini khas dengan suaranya yang serak-serak basah. Anaknya periang, kalau cerita apa-apa pasti se-basecamp ikut heboh. Dia satu tim KKN masyarakat juga sama saya. Uniknya lagi, Sarah ini suka tiba-tiba nangis histeris kalau menemui hal-hal yang tidak dia suka selama di perjalanan menuju lokasi KKN. Em, dia termasuk salah satu teman yang dekat dengan saya. Kedekatan itu bukan didasari karena hal-hal yang indah, tapi kebanyakan karena kita dipertemukan dalam satu masalah. Misalnya, masalah dengan pemuda di tempat KKN masyarakat, masalah dengan ban motor yang tiba-tiba bocor dan harus menuntun sepanjang Jambon Resto sampai Ringroad muter-muter nggak ada tambal ban yang buka. Yah, begitulah. “Gimana coba?” begitu nada bicaranya Sarah yang khas dan suka dijadikan lelucon sama teman-teman.

Lanjuut, ada lagi yang cantik dengan make-up yang tebal-tebal buku Biologi. Dia adalah Mirra Fatharani. Mirra ini kalau bicara nadanya manja, lengkap dengan warna suara yang khas ala Mirra (kecil, melengking tapi lirih). Wkwk. Dia sekretaris 2 yang rasanya selalu ikhlas saja menjalankan amanah kesekretariatan tanpa banyak protes. Mirra ini dekat sekali dengan seorang teman yang konyol, namanya Vembriarta Ardianti. Mereka berdua berasal dari ranah yang sama, Pendidikan Biologi. Nah, barang kali karena seringnya mempelajari spesies-spesies, ekosistem, dll, mereka menjadi dua sejoli yang agaknya sampai kapan pun bakalan akur-akur terus dalam satu ekosistem. Lain Mirra lain lagi Tata. Kalau Mirra itu tipe gadis lembut, penurut, si Tata ini tipe gadis tomboiy yang (maaf)  pekok. Em, sebelum saya lanjut, sampai akhir catatan nanti, jika saya menyebut kata pekok, yang saya maksudkan adalah “ada-ada saja bentuk kekonyolan dan keabsurd-an yang diciptakan, entah dari perkataan, pikiran, maupun perbuatan. Tata nggak pernah satu hari pun datang ke basecamp tanpa cerita-cerita lucunya yang selalu disajikan secara menggebu-gebu. Dia itu sangar, pecinta kalajengking dan gajah. Walau tomboy, terkadang Tata juga tampil melankolis bak gadis-gadis galau cinta gitu. Tapi, yang paling parah, dia adalah musuh besar saya dalam memerangi pergosipan! Pada akhir perjalanan KKN-PPL ini, Tata menjadi seorang teman yang lumanyun dekat dengan saya.

Ops, sebelum lanjut jauh, tidak lupa, ada sosok penagih hutang yang garang dan menantang, wkwk, dia adalah Dwi Septiana dari Pendidikan Ekonomi. Em, sebenarnya Septi tidak semenakutkan penagih-penagih hutang kayak di film-film itu yang kekar dan tatoan. Dia itu tipe wanita yang baik, suka mengalah, ngemong kita banget. Tapi, dia itu sukanya tiba-tiba keceplosan mengeluarkan pernyataan yang  ngece gitu. Misalnya, tiba-tiba pas ada obrolan seru di basecamp yang bahas soal jodoh, eh Septi tiba-tiba bilang, “Kalo Uus bahkan belum tahu ya jodohnya siapa!” Jleb! Em, pokoknya di luar semua itu, Septi adalah pekerja keras, rajin.

Selanjutnya, ada pasangan sejoli lagi, dia adalah Muchamad Chayrul Umam dan Mentari Oktaviana Ika Putri. Kenapa saya katakan mereka sejoli? Em karena setahu saya memang mereka sejoli. Hahaaa. Ra nggenah tenan sakjane benere kepie, iki mung omonganku. Umam itu tipe laki-laki yang perfeksionis. Kalau mengerjakan apa-apa harus rapi, harus lengkap, terstruktur, sistematis, simetris, dll. Dia jadi praktikan kebanggaan guru-guru BK, karena di BK itu banyak tugas dan biasanya yang telaten itu ya si Umam. Kalau Mentari, dia wanita cerdas yang saya sering mbatin, “apa-apa kok bisa ya dia tahu semuanya?” Terkadang, Mentari suka galau-galau gitu. Agaknya dia punya masalah kronis dengan kisah cintanya. Ups! Sebenarnya saya pengen sekali memanggil dia Embak, tapi eh eh tuaan saya. Padahal, bagi saya dia itu pantas saya panggil Embak, mengayomi. Mentari ini rekan sekerja yang kompak dengan Umam karena sama-sama dari Pendidikan Sosiologi. Melihat mereka berdua kadang membuat saya merasa iri, apa-apa dikomunikasikan dan dikerjakan berdua, lah saya?

Yang sejoli lagi dan kompak juga adalah dua lelaki pencipta kosakata ngamplah dari jurusan Pendidikan Matematika, dia adalah Gusnandar Yoga Utama dan Ikfan Febriyana. Si duo ngamplah ini sebenarnya memegang jabatan tinggi di kampus, satunya ketua BEM FMIPA, satunya ketua UKMP FMIPA. Duh, kadang nggak nyangka juga kalau lihat background mereka yang aktivis banget gitu kalau di basecamp suka konyol. Misalnya, si Yoga yang suka nyanyi-nyanyi sumbang dengan lirik pekok, kadang juga suka nggombali cewek-cewek, kadang suka itu apa namanya yang main musik pake mulut? Hahaaa. Kalau Ikfan, dia suka ngamplah, goyang-goyang dewe, ngomong dewe, dan beberapa hal konyol lain yang gimana ya, ya konyol ajalah sebutannya. Eh eh, tapi Mas Ikfan ini adalah penyelamat umat, ya, umat praktikan yang ngajar kurikulum 2013. Alasannya karena dia paling rajin bikin paper. wkwk. Andalan saya dan Mirra tiap lihat garapan Ikfan, “Mas Ikfaaan, ngopy dong!” (sambil pasang muka ayu jelita)

Selanjutnya, ada Monica Azizu Haqi dan Arif Yoga Pratama dari jurusan Pendidikan Kimia. Mereka juga satu tim KKN masyarakat dengan saya. Mereka berdua ini adalah dua manusia yang jarang bisa akur. Si Monica yang jutek dengan Yoga, dan si Yoga yang suka acuh dengan gawean yang dibagi berdua dengan Monica. Kalau Monica, dia tipe cewek yang tegas, sekali suka ya bilang suka, sekali nggak suka ya nggak suka. Saya sukanya dari Monica adalah logat bicaranya yang Sundaisme gitu. Kalau Yoga, em, dia kaya Angga, agak diam dan terkontrol, walau seringnya dia lupa dimana dia tugas piket, tapi ia tipe alim yang innocent. Satu lagi, saya suka juga kalau lihat Monica sama Yoga berantem, hahaaa, lucu.

Nah, yang ini adalah duo mawut, ups, duo maut, Shinta Amalia dan Maulina Eka Sari. Dua wanita cantik nan anggun ini selalu bisa mempesona murid-murid lewat paras indah dan keahliannya berbahasa Jerman. Mereka berdua itu sebanding dengan Umam dan Mentari dalam kerja sama yang bagus. Tapi, ada tapi yang agak panjang buat mereka. Yang satu, Shinta, dia cantik, tapi banyak pekoknya. Mungkin karena kadar kecantikannya yang mbludak-mbludak, membuat dia itu khas dengan pikiran yang agak, em, gimana ya, em… sa to the ru kalau lagi guyon. Hahaaa. Lah, ilang ayune ora iki dadine Mbak’e? Ulin juga agak sama dengan Shinta, tapi dengan kadar saru yang agak rendah. Dia banyak diamnya, kalau lagi lapar. Selebihnya, dia sama Shinta cocok banget kalau disandingkan untuk menciptakan julukan-julukan lucu buat teman-teman KKN-PPL, misalnya: muncul julukan kenthyyyaaang, mas emoticon, dll. Hahaaa.

Selanjutnya, ada spesies yang lebih pekok daripada Tata dan Shinta, dia adalah lelaki cool berjambul dari Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris bernama Afif Dwi Cahyanta. Sungguh, demi Tuhan, kata pekok saja tidak cukup untuk menggambarkan keanehan-keanehan yang dimiliki Afif. Wkwk. Walau begitu, Afif ini tipe cowok setia kawan. Dia suka menemani Agus dan Umam kalau ada pekerjaan yang harus dilembur. Saya  agak curiga sebenarnya dengan tiga lelaki ini, jangan-jangan mereka maho! Hahaaa. Afif adalah sumber dari segala sumber kelucuan di basecamp. Selalu ada saja hal-hal lucu yang kadang-kadang saru dia lontarkan. Itu semua kadang cocok sebagai obat stress kami di tengah-tengah kesibukan menyusun RPP, prota, prosem, dll tetek bengek. Afif jago musik, fotografi, dan jago tari. Tari yang dia bisa nggak mainstream YKS itu, tapi dia mah tari Jaipongan. 🙂 Eh, eh, ada satu wanita lembut sebagai penetrasi tingkah laku Afif, dia adalah Winda Presti Mawarsih teman sejurusan Afif. Winda ini anteng-anteng saja, lurus-lurs saja, ya walau kadang dia suka menggoda-goda para lelaki dengan kata-kata gombalnya. Sejauh yang saya tahu, Winda ini rajin shalat tepat pada waktunya. Dia cewek rapi apa-apanya, bahkan tulisan tangannya adalah yang paling rapi se-tim KKN. Dia sukanya ngomong pake Bahasa Inggris yang bagi saya agak blibet nyernanya, tapi lumayan untuk latihan listening, hahaaa. Yang unik, Winda ini antipati sama hal-hal yang berbau ayam. Kalau makan, pasti juga bawa sendok dan garpu dari kampung halaman. Ini cewek bersih banget!

Ada lagi yang rajin sholat dan ibadah kaya Winda, namanya Rulli Aurilia O (entah “O” itu singkatan apa, saya lupa terus). Dia teman setim KKN masyarakat juga dengan saya. Rulli ini satu-satunya cewek KKN-PPL UNY yang masih berjalan lurus di jalan yang mulus tanpa godaan syeitan, wkwk. Rulli adalah ukhti alim yang selalu menomorsatukan akhlakul karimah. Dia pendiam, karena mungkin dalam pikirannya beterbangan rumus-rumus Fisika. Dia tidak pernah bercanda berlebihan, dia tidak pernah tertawa berlebihan, dia tidak pernah berpikiran ngeres kaya teman-teman lain, hahaaa. Pokoknya, doa saya, “Janganlah Rulli ketularan kepekokan-kepekokan teman-temannya Ya Allah. Biarkan dia istiqomah di jalan-Mu.”

Selanjutnya, ini satu-satunya pasangan tim KKN-PPL yang berjiwa seni tinggi, karena dari jurusan Pendidikan Seni Musik. Nah, itu kan ada seni nya to! Mereka adalah Sekarsita Rahardian dan Wibya Andana Prima. Mbak Sesha kami anggap sebagai kakak, karena memang dia dari angkatan 2009. Pun, dia memang sudah lebih dewasa dari kita semua. Mbak Sesha ini si jangkung yang suaranya lembut, renyah. Dia selalu tampil cantik dalam situasi apapun. Kalau Anda, duh, iki bocah kepiye yo? hahaaa, kalau sudah bercanda, parah banget! dia suka saru, hahaaa. Anda ini kadang terlihat cuek-cuek bebek dengan urusan KKN, tapi dia punya jiwa tanggung jawab yang tinggi. Kalau sudah dipasrahi gawean, setahu saya dia nggak pernah mangkir. Dia bicara apa adanya, suka atau nggak suka nggak pernah ditutup-tutupi. Anda klop banget sama Afif dalam hal-hal tertentu, em mungkin ada semacam kelenjar di otak mereka yang sama, sama-sama suka ngeres. wkwk

Ops, ada satu lagi, hampir lupa, teman sejurusan saya, namanya Anung Setyo Anggoro. Dia ketua tim KKN masyarakatku. Em, Anung ini, saya sampai bosan harus bilang dia kayak gimana. Saya sekelas dengan dia sudah tiga tahun, nyaris merasa bosan apa-apa kok ketemu dia terus, hahaaa. Anung menurut saya punya kepribadian ganda. Kadang, dia menjelma dedengkot BEM yang sangar, kharismatik. Tapi, kalau di basecamp dia parah alaynya, parah juga nggak lakinya. Em, selama KKN-PPL ini, kami berhasil menyibak rumor kisah cinta Anung dengan seorang gadis di luar sana. Udah itu saja, bosan saya kalau mendeskripsikan Anung. Wkwk.

Eng ing eng… setelah habis 21 anak tim KKN-PPL UNY, (21 itu yang 1 nya kan saya) kami kedatangan sahabat baru. Mereka adalah teman-teman dari UIN, berjumlah empat anak. Em, awalnya kami memiliki harapan besar pada keempat anak ini agar bisa menyembuhkan tim UNY dari kesesatan-kesesatan yang mewabah. Eh eh, ternyata empat anak ini malah setipe edannya dengan kami. Berikut adalah data lengkap versi saya tentang mereka.

Sang ketua kelompok, namanya Rizqy Narendra Jati. Awal masuk kelihatannya alim, apalagi pak guru agama Islam dari jurusan Kependidikan Islam. Eh eh eh, seiring berjalannya waktu dia itu sama pekoknya dengan si Agus ketuanya UNY. Rizqy suka nyanyiin lagu anak-anak, tiba-tiba setel musik kenceng, “Saraswatii, 008!”. Dia pinter MTQ, apalagi ya? Dia pemimpin kelompok yang gokil, sama kayak Agus. Selanjutnya ada Zul dengan nama lengkap yang susah sekali dieja dan diucap, makannya tidak saya cantumkan. Zul ini sejurusan dengan Rizqy. Zul ini anaknya kecil, imut, tapi nggak bisa anteng. wes, pokoknya Zul setipe dengan cewek-cewek yang sudah saya sebut di atas. Yang agak parah, dia suka galau jodoh, nggak ketulungan! Hahaaa. Ada lagi mbak Sunja Dewi yang sangat anteng dan pendiam. Dia dari jurusan Pendidikan Agama Islam. Mbak Dewi ini saking antengnya, saya cuma bisa mengingat satu hal, bahwa dia sangat suka duduk di pojokan basecamp tanpa pindah-pindah tempat. Nah, yang terakhir ada Eman Roheman si pak guru agama Islam sejurusan dengan Dewi. Eman tidak separah Rizqy pekoknya, tapi dia juga pekok. Kalau kata Tata, Eman suka banyakan cengoh. Tapi, kalau sudah berdebat masalah jin-syeitan dan takdir Tuhan, dia bisa banyak bicara.

Ihiuu, begitulah sepenggal catatan saya tentang teman-teman dekat semasa KKN-PPL. Mungkin, catatan ini bisa dijadikan sebuah persembahan sederhana pada pertemanan istimewa yang kita jalani ini. Saya masih selalu belajar menulis, sampai pada postingan kali ini saya benar-benar ingin bisa banyak belajar menulis. Tentu saja, dalam setiap proses mencipta tulisan saya, saya selalu mengingat pesan seorang kakak angkatan, “Menulislah hal-hal yang dekat denganmu”.
Sekian.

Pos ini dipublikasikan di Tidak Dikategorikan. Tandai permalink.

1 responses to “Tresno Jalaran Saka Kulino

Tinggalkan komentar